Tata Cara Pernikahan
Adat Jawa Tengah (Semarang)
Dan tata riasan serta
busana
Disusun
Oleh:
Aulia
Putri(17519134017)
Intan
Ayu Nur Choirunisa(17519134018)
PTBB/Fakultas
Teknik
D3
Tata Rias dan Kecantikan
Universitas
Negeri Yogyakarta
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kota Semarang adalah ibu kota provinsi Jawa Tengah,Indonesia.
Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa yang memiliki jumlah
penduduk mencapai 2 juta jiwa. Semarang berbatasan dengan laut jawa Di Utara,
Kabupaten Demak di sebelah Timur, Kabupaten Semarang di Selatan dan kabupaten
Kendal di Barat. (semarang dan sekitarnya 2017). Dari luasnya penduduk Semarang
mempunyai tradisi pengantin yang beraneka ragam. Ada perbedaan-perbedaan baik
dalam tata upacara maupun busana dan kelengkapannya. Kesamaanya adalah bahwa
pada awalnya semua itu bernafas Islam yang kemudian mendapat pengaruh dari
Arab, Jawa, Cina, Belanda dan Melayu. Berbagai ragam tradisi pengantin itu
terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, sebagai asset budaya
Semarang. Sebagaimana adat pengantin lain, dalam gaya Pengantin Semarangan juga
didahului prosesi lamaran, Serah-serahan Peningset, Upacara Ukupan atau
Midodareni (Jawa) dan Upacara Ijab Kabul antara pengantin pria dan wanita.
Pengantin Wanita Dalam gaya Semarangan, calon pengantin wanita disebut Model
Encik Semarangan, yaitu istilah yang berasal dari perpaduan antara Cina dan
Arab. Tata cara upacara adat Pengantin Semarangan yang merupakan asset dan ikon
budaya masyarakat Semarang, yang masih dilaksanakan di tiga kampung yaitu
Kampung Begog, Kampung Kauman dan Kampung Melayu.
B. Rumusan
Masalah:
. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
permasalahan yang muncul dapat dirumuskan:
1. Bagaimana Tata Cara Adat Sebelum pernikahan di
Semarang?
2. Bagaimana Tata Cara Adat Saat Pernikahan di
Semarang ?
3. Bagaimana Tata Cara Adat sesudah Pernikahan di
Semarang ?
4. Bagaimana Riasan dan busana Pengantin
Semarang?
5. Apa saja Perhiasan perhiasan yang dipakai pada
pengantin?
C. Tujuan:
Tujuan dari Tata Pernikahan Semarang
sebagai berikut :
1. Mengetahui Tata Cara Adat Sebelum pernikahan di
Semarang
2. Mengetahui Tata Cara Adat Saat Pernikahan di
Semarang
3. Mengetahui Tata Cara Adat sesudah Pernikahan di Semarang
4. .Mengetahui Riasan dan busana Pengantin
Semarang
5. Mengetahui Perhiasan perhiasan yang dipakai
pada pengantin
LETAK
GEOGRAFIS
Gambar
1 (Peta Semarang)
(Sumber
Wikipedia.2017)
Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km2.
Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177
Kelurahan. Dari 16 Kecamatan yang ada, terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai
wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen, dengan luas wilayah 57,55 Km2 dan
Kecamatan Gunungpati, dengan luas wilayah 54,11 Km2. Kedua Kecamatan tersebut
terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian
besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan
kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan,
dengan luas wilayah 5,93 Km2 diikuti oleh Kecamatan Semarang
Tengah, dengan luas wilayah 6,14 Km2. Batas wilayah
administratif Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah
timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan
sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6
kilometer. Letak dan kondisi geografis, Kota Semarang memiliki
posisi astronomi di antara garis 6050’ – 7o10’ Lintang Selatan dan garis
109035’ – 110050’ Bujur Timur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sebelum Upacara Adat
Sebelum upacara adat Pengantin Semarangan ada tiga
tahapan atau proses yaitu
1.
Proses Pencarian
Ada
3 cara untuk mengenalkan calon pasangannya sebelum pernikahan:
ü Perkenalan
dan pendekatan langsung yang dilakukan oleh calon
ü Perkenalan
dan pendekatan dengan bantuan orang tua, keluarga dekat, teman, atau perantara
lain
ü Perkenalan
dan pendekatan dengan perantara comblang
2.
Lamaran
Lamaran dilakukan di rumah orang tua calon
pengantin putri, yang dibicarakan masalah hari dan tanggal pelaksanaan
pernikahan. Calon pengantin pria membawa “songsongan” atau Serah-Serahan
Peningset dengan jumlah angka bilangan ganjil, seperti 7, 9, 11, dan
seterusnya.Setelah prosesi penyerahan seserahan lamaran oleh pihak pria, pihak
wanita akan membalas dengan jumlah yang lebih sedikit, tapi tetap dengan jumlah
yang ganjil. Balasan ini biasa disebut dengan angsul-angsul. Busana yang
digunakan sesepuh putri berupa kain kebaya dan rambut disanggal model
semarangan. Sedangkan busana sesepuh pria menggunakan kain sarung, jas warna
gelap dan ikat kepala model pesisiran.
3.
Upacara Midodereni (Ukupan)
Yaitu
mandi siram dan dilanjutkan dengan acara lek-lekan di malam harinya. Midodareni dilakukan saat calon
pengantin wanita “dipingit” di dalam kamar. Ia tidak diperbolehkan keluar
kamar. Orang-orang yang boleh masuk ke kamar hanyalah tamu wanita saja. Tradisi
kunjungan ini disebut tilik nithik. Tradisi midodareni ini dipercaya oleh orang
Jawa sebagai pertanda bahwa para bidadari turun ke bumi untuk memberikan berkat
kepada calon pengantin. Dan lucunya, calon pengantin pria pada saat midodareni
tersebut juga datang ke rumah calon pengantin wanita, namun hanya diperbolehkan
sampai di depan rumah saja. Kemudian disuguhi dengan segelas air putih dan
tidak diperbolehkan makan makanan yang disajikan di rumah.
B. Prosesi Pernikahan
1.
Ngarak Pengantin
Adapun
prosesi Ngarak Pengantin yang biasanya disebut kesenian khas Terbangan,
ketentuannya adalah paling sedikit terdiri dari 20 orang. Rombongan ini
terbagai dalam 3 (tiga) kelompok yaitu :
ü Sembilan
orang Sinoman Terbangan, yang terdiri dari 3 orang Pembawa Terbang (Rebana), 3
orang berjalan mundur (Mlaku Mundur), 3 orang pembawa Koor (Jawaban ).
ü Sembilan
orang Sinoman Blanten, yang terdiri dari 2 orang pemikul jidur (gong atau bas),
1 orang pemukul jidur, 1 orang pembawa atau penabuh kendang, 1 orang pembawa
atau penabuh kentrung, 1 orang pembawa atau penabuh kenteng, serta 3 orang
pembawa koor (jawaban).
ü Dua
orang pembawa Kembang Manggar (ditambah 1 orang pembawa khusus payung
pengantin. Adapun jumlah kembangan manggar banyaknya tidak terbatas.
Maksud
Kembang Manggar disamping untuk kelengkapan Ngarak Pengantin, juga ada maksud
tertentu. Yaitu :
Pada
masa dahulu, Pengantin Semarangan memakai Kembang Manggar asli, yaitu Bunga
Kelapa.
Kembang,
semua orang pasti senang dengan bunga, maksudnya adalah agar kedua mempelai
disenangi oleh masyarakat.
Manggar
adalah bunga kelapa, seperti diketahui bahwa pohon kelapa disebut Glugu,
maksudnya agar kedua mempelai berlaku lugu/jujur tidak kesana kemari. Batang
pohon kelapa mesti lurus, tidak ada pohon kelapa yang bercabang. Kalau ada
pohon kelapa bercabang dikatakan ajaib, maksudnya agar kedua mempelai hatinyya
tidak cabang kesana kemari. Tetap dan satu pendirian. Tidak menyembunyikan
sesuatu masalah. Kalau ada masalah harus dipecahkan bersama antara suami dan
isteri.
Manggar
adalah juga bahan baku utama untuk membuat gula jawa, maksudnya adalah agar
kedua mempelai selalu mendapatkan manisnya kehidupan dunia dan akhirat.
2.
Acara pernikahan
Akad
nikah yang dilakukan dengan mengelar tikar atau secara lesehan.
C. Adat setelah
pernikahan
Prosesi
Iring-Iringan Pengantin Semarangan Ada beberapa macam prosesi iring-iringan yang
dapat direkam, yaitu :
1. Iring-iringan
di Kampung Kauman
ü Dua
kembang manggar berjalan dimuka sekali
ü Pengiring
remaja putra-putri
ü Pengantin
putra (ada yang berjalan kaki dan ada pula yang naik kuda) diiringi kerabat
keluarga pengantin pria
ü Tembang
rodat (maulud rodat) mengiringi para sinoman (vocalis) sering juga musik rebana
pengiring ini berupa musik.terbang Blantenan.
2.
Iring-iringan di Kampung Begog Pekojan
ü Dua
kembang manggar
ü Kesenian
kedencongan (sebi pencak silat)
ü Vocalis
maulud rodat (arah mundur)
ü Penabuh
maulud rodat dan jidur
ü Mempelai
lelaki (ada yang berjalan kaki, ada pula yang naik kuda)
ü Kerabat
keluarga pengantin pria baik remaja putra-putri maupun para sesepuh dan kedua
orang tuanya
3.
Iring-iringan di Keluarga Tasripin
ü Pembawa
kembang manggar
ü Kesenian
rebana dengan jidur sekitar 30-40 orang penabuh terbang.
ü Mempelai
pria diiringi oleh kerabat dan keluarganya
4.
Penampilan yang dipakai masyarakat Semarang pada umumnya adalah sebagai berikut
:
ü Pembawa
kembang manggar (4-6 orang)
ü Kelompok
denok-kenang
ü Kembang
manggar (2 orang)
ü Vocalis
maulud rodat
ü Penabuh
tembang rodat dan jidur
ü Pengantin
pria naik kuda
ü Kelompok
orang tua dan sesepuh pengantin pria
ü Pembawa
kembang manggar (4-6 orang) Pada upacara kirab, iring-iringan ditambah lagi
keluarga, kerabat denok kenang dari keluarga pengantin putri dan penganting
putra.
ü Untuk
pengantin putri diusung diatas tandu dan dipayungi dengan Payung Agung .
Kesenian pengiring pun bertambah dengan kesenian Balantenan.
Gambar
2 (Prosesi Pernikahan)
(Sumber:Semarangtenan,com.2017)
Gambar
3(Pengantin Pria menaiki Kuda)
(Sumber:Semarangtenan.com.2017)
D.Kelengkapan
tata rias dan busana
Pengantin Wanita
Adapun kelengkapan pengantin wanita adalah, memakai
alas kaki selop tertutup hitam bludru bersulam mote dengan mengenakan kaos
kaki, kaki songket, kebaya bludru hitam bersulam mote model Kraag Shanghai
memakai sarung tangan. Perhiasan yang dipakai berupa Cincin, Gelang, Kalung
Krekang, Subang dan dibagian Kraag-Shanghai memakai kancing yang terbuat dari
Emas, dan lengan pakai Kelat Bahu.
Untuk pengantin semarang di bagian dahi dihiasi
dengan pilis. Pilis ada 3 yaitu:
ü Pilis
emas dengan permata
ü Pilis
hitam yang terbuat dari Bludru dengan payet
ü Pilis
perak
Pada
bagian kanan kiri atas telinga memakai Sumping dari Emas Permata. Untuk
sanggulnya biasa memakai sisir kecil. Kembang konde diambil dari Daun Pandan,
Sisir besar, Cunduk-Mentul sebanyak kurang lebih 24 buah.
Bunganya berupa bunga Melati, Cempaka Kuning yang
ditusuk dengan bunga melati namanya endog remek. Dalam gaya Semarangan, calon
pengantin wanita disebut “ Model Encik Semarangan “
Gambar
4.(Busana Pengantin wanita)
(Sumber:
Semarangkuto.com.2017)
Pengantin
Pria
Pengantin Pria Dalam
gaya Semarangan, calon pengantin pria disebut Model Pengantin Kadji
(Bersurban). Adapun kelengkapan pengantin pria adalah, memakai alas kaki ,selop
tutup terbuat dari bludru bersulam mote, memakai kaos kaki, celana hitam bludru
bersulam mote. Baju yang dikenakan pengantin pria disebut Gamis terbuat dari
bahan berkilau, berlengan panjang memakai Kraag Shanghai dan juga memakai baju
hitam bludru bersulam dengan Kraag Shanghai, memakai Slempang warna keemasan.
Di bagian kepala memakai surban
yang dinamakan Kopyah Alfiah dengan Cunduk Mentul satu buah terletak di depan.
Pada bagian samping kiri surban memakai bunga Roncean dari bunga Melati, Mawar,
Cempaka Kuning dan bunga Jantil. Kelengkapan lain adalah membawa sebuah Pedang
Panjangbewarna putih perak. Pada waktu diarak, pengantin pria diiringi oleh 3
(tiga) orang dibelakangnya. Tiga orang pengiring itu masing-masing memiliki
peran sebagai pembawa payung pengantin dan 2 (dua) orang lainnya pembawa
Kembang Manggar. Pengertian Peralatan Ngarak Pengantin Semarangan. pengiring
pengantin disebut juga Ngarak Pengantin.
Gambar 5(
Busana Pengantin Semarang)
(Sumber:Semarangkuto.blogspot.2017)
Gambar 6
(Iring iringan)
(Sumber:
Semarangkuto.blogspot.co.id.2017)
No comments:
Post a Comment