Sunday, July 1, 2018

Tata Cara Pernikahan Adat Jawa Tengah (Semarang) Dan tata riasan serta busana


Tata Cara Pernikahan Adat Jawa Tengah (Semarang)
Dan tata riasan serta busana


Disusun Oleh:
Aulia Putri(17519134017)
Intan Ayu Nur Choirunisa(17519134018)

PTBB/Fakultas Teknik
D3 Tata Rias dan Kecantikan
Universitas Negeri Yogyakarta
2017/2018


                                                     BAB I
                                            PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
   Kota Semarang adalah ibu kota provinsi Jawa Tengah,Indonesia. Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk mencapai 2 juta jiwa. Semarang berbatasan dengan laut jawa Di Utara, Kabupaten Demak di sebelah Timur, Kabupaten Semarang di Selatan dan kabupaten Kendal di Barat. (semarang dan sekitarnya 2017). Dari luasnya penduduk Semarang mempunyai tradisi pengantin yang beraneka ragam. Ada perbedaan-perbedaan baik dalam tata upacara maupun busana dan kelengkapannya. Kesamaanya adalah bahwa pada awalnya semua itu bernafas Islam yang kemudian mendapat pengaruh dari Arab, Jawa, Cina, Belanda dan Melayu. Berbagai ragam tradisi pengantin itu terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, sebagai asset budaya Semarang. Sebagaimana adat pengantin lain, dalam gaya Pengantin Semarangan juga didahului prosesi lamaran, Serah-serahan Peningset, Upacara Ukupan atau Midodareni (Jawa) dan Upacara Ijab Kabul antara pengantin pria dan wanita. Pengantin Wanita Dalam gaya Semarangan, calon pengantin wanita disebut Model Encik Semarangan, yaitu istilah yang berasal dari perpaduan antara Cina dan Arab. Tata cara upacara adat Pengantin Semarangan yang merupakan asset dan ikon budaya masyarakat Semarang, yang masih dilaksanakan di tiga kampung yaitu Kampung Begog, Kampung Kauman dan Kampung Melayu.
B.     Rumusan Masalah:
. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang muncul dapat dirumuskan:
1.      Bagaimana Tata Cara Adat Sebelum pernikahan di Semarang?
2.      Bagaimana Tata Cara Adat Saat Pernikahan di Semarang ?
3.      Bagaimana Tata Cara Adat sesudah Pernikahan di Semarang ?
4.      Bagaimana Riasan dan busana Pengantin Semarang?
5.      Apa saja Perhiasan perhiasan yang dipakai pada pengantin?
C.     Tujuan:
        Tujuan dari Tata Pernikahan Semarang sebagai berikut :
1.      Mengetahui Tata Cara Adat Sebelum pernikahan di Semarang
2.      Mengetahui Tata Cara Adat Saat Pernikahan di Semarang
3.      Mengetahui Tata  Cara Adat sesudah Pernikahan di Semarang
4.      .Mengetahui Riasan dan busana Pengantin Semarang
5.      Mengetahui Perhiasan perhiasan yang dipakai pada pengantin
LETAK GEOGRAFIS
Gambar 1 (Peta Semarang)
(Sumber Wikipedia.2017)

                                                         
Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 Kecamatan yang ada, terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen, dengan luas wilayah 57,55 Km2 dan Kecamatan Gunungpati, dengan luas wilayah 54,11 Km2. Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan, dengan luas wilayah 5,93 Km2 diikuti oleh Kecamatan Semarang Tengah, dengan luas wilayah 6,14 Km2. Batas wilayah administratif Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Letak dan kondisi geografis, Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara garis 6050’ – 7o10’ Lintang Selatan dan garis 109035’ – 110050’ Bujur Timur.






                                                    BAB II
                                              PEMBAHASAN
A. Sebelum Upacara Adat
Sebelum  upacara adat Pengantin Semarangan ada tiga tahapan atau proses yaitu
1. Proses Pencarian
Ada 3 cara untuk mengenalkan calon pasangannya sebelum pernikahan:
ü  Perkenalan dan pendekatan langsung yang dilakukan oleh calon
ü  Perkenalan dan pendekatan dengan bantuan orang tua, keluarga dekat, teman, atau perantara lain
ü  Perkenalan dan pendekatan dengan perantara comblang
2. Lamaran
       Lamaran dilakukan di rumah orang tua calon pengantin putri, yang dibicarakan masalah hari dan tanggal pelaksanaan pernikahan. Calon pengantin pria membawa “songsongan” atau Serah-Serahan Peningset dengan jumlah angka bilangan ganjil, seperti 7, 9, 11, dan seterusnya.Setelah prosesi penyerahan seserahan lamaran oleh pihak pria, pihak wanita akan membalas dengan jumlah yang lebih sedikit, tapi tetap dengan jumlah yang ganjil. Balasan ini biasa disebut dengan angsul-angsul. Busana yang digunakan sesepuh putri berupa kain kebaya dan rambut disanggal model semarangan. Sedangkan busana sesepuh pria menggunakan kain sarung, jas warna gelap dan ikat kepala model pesisiran.
3. Upacara Midodereni (Ukupan)
Yaitu mandi siram dan dilanjutkan dengan acara lek-lekan di malam harinya. Midodareni dilakukan saat calon pengantin wanita “dipingit” di dalam kamar. Ia tidak diperbolehkan keluar kamar. Orang-orang yang boleh masuk ke kamar hanyalah tamu wanita saja. Tradisi kunjungan ini disebut tilik nithik. Tradisi midodareni ini dipercaya oleh orang Jawa sebagai pertanda bahwa para bidadari turun ke bumi untuk memberikan berkat kepada calon pengantin. Dan lucunya, calon pengantin pria pada saat midodareni tersebut juga datang ke rumah calon pengantin wanita, namun hanya diperbolehkan sampai di depan rumah saja. Kemudian disuguhi dengan segelas air putih dan tidak diperbolehkan makan makanan yang disajikan di rumah.


B. Prosesi Pernikahan
1. Ngarak Pengantin
Adapun prosesi Ngarak Pengantin yang biasanya disebut kesenian khas Terbangan, ketentuannya adalah paling sedikit terdiri dari 20 orang. Rombongan ini terbagai dalam 3 (tiga) kelompok yaitu :
ü  Sembilan orang Sinoman Terbangan, yang terdiri dari 3 orang Pembawa Terbang (Rebana), 3 orang berjalan mundur (Mlaku Mundur), 3 orang pembawa Koor (Jawaban ).
ü  Sembilan orang Sinoman Blanten, yang terdiri dari 2 orang pemikul jidur (gong atau bas), 1 orang pemukul jidur, 1 orang pembawa atau penabuh kendang, 1 orang pembawa atau penabuh kentrung, 1 orang pembawa atau penabuh kenteng, serta 3 orang pembawa koor (jawaban).
ü  Dua orang pembawa Kembang Manggar (ditambah 1 orang pembawa khusus payung pengantin. Adapun jumlah kembangan manggar banyaknya tidak terbatas.
Maksud Kembang Manggar disamping untuk kelengkapan Ngarak Pengantin, juga ada maksud tertentu. Yaitu :
Pada masa dahulu, Pengantin Semarangan memakai Kembang Manggar asli, yaitu Bunga Kelapa.
Kembang, semua orang pasti senang dengan bunga, maksudnya adalah agar kedua mempelai disenangi oleh masyarakat.
Manggar adalah bunga kelapa, seperti diketahui bahwa pohon kelapa disebut Glugu, maksudnya agar kedua mempelai berlaku lugu/jujur tidak kesana kemari. Batang pohon kelapa mesti lurus, tidak ada pohon kelapa yang bercabang. Kalau ada pohon kelapa bercabang dikatakan ajaib, maksudnya agar kedua mempelai hatinyya tidak cabang kesana kemari. Tetap dan satu pendirian. Tidak menyembunyikan sesuatu masalah. Kalau ada masalah harus dipecahkan bersama antara suami dan isteri.
Manggar adalah juga bahan baku utama untuk membuat gula jawa, maksudnya adalah agar kedua mempelai selalu mendapatkan manisnya kehidupan dunia dan akhirat.



2. Acara pernikahan
Akad nikah yang dilakukan dengan mengelar tikar atau secara lesehan.

C. Adat setelah pernikahan
Prosesi Iring-Iringan Pengantin Semarangan Ada beberapa macam prosesi iring-iringan yang dapat direkam, yaitu :
1.      Iring-iringan di Kampung Kauman
ü  Dua kembang manggar berjalan dimuka sekali
ü  Pengiring remaja putra-putri
ü  Pengantin putra (ada yang berjalan kaki dan ada pula yang naik kuda) diiringi kerabat keluarga pengantin pria
ü  Tembang rodat (maulud rodat) mengiringi para sinoman (vocalis) sering juga musik rebana pengiring ini berupa musik.terbang Blantenan.
2. Iring-iringan di Kampung Begog Pekojan
ü  Dua kembang manggar
ü  Kesenian kedencongan (sebi pencak silat)
ü  Vocalis maulud rodat (arah mundur)
ü  Penabuh maulud rodat dan jidur
ü  Mempelai lelaki (ada yang berjalan kaki, ada pula yang naik kuda)
ü  Kerabat keluarga pengantin pria baik remaja putra-putri maupun para sesepuh dan kedua orang tuanya
3. Iring-iringan di Keluarga Tasripin
ü  Pembawa kembang manggar
ü  Kesenian rebana dengan jidur sekitar 30-40 orang penabuh terbang.
ü  Mempelai pria diiringi oleh kerabat dan keluarganya
4. Penampilan yang dipakai masyarakat Semarang pada umumnya adalah sebagai berikut :
ü  Pembawa kembang manggar (4-6 orang)
ü  Kelompok denok-kenang
ü  Kembang manggar (2 orang)
ü  Vocalis maulud rodat
ü  Penabuh tembang rodat dan jidur
ü  Pengantin pria naik kuda
ü  Kelompok orang tua dan sesepuh pengantin pria
ü  Pembawa kembang manggar (4-6 orang) Pada upacara kirab, iring-iringan ditambah lagi keluarga, kerabat denok kenang dari keluarga pengantin putri dan penganting putra.
ü  Untuk pengantin putri diusung diatas tandu dan dipayungi dengan Payung Agung . Kesenian pengiring pun bertambah dengan kesenian Balantenan.



Gambar 2 (Prosesi Pernikahan)
(Sumber:Semarangtenan,com.2017)

Gambar 3(Pengantin Pria menaiki Kuda)
(Sumber:Semarangtenan.com.2017)

D.Kelengkapan tata rias dan busana
 Pengantin Wanita
Adapun kelengkapan pengantin wanita adalah, memakai alas kaki selop tertutup hitam bludru bersulam mote dengan mengenakan kaos kaki, kaki songket, kebaya bludru hitam bersulam mote model Kraag Shanghai memakai sarung tangan. Perhiasan yang dipakai berupa Cincin, Gelang, Kalung Krekang, Subang dan dibagian Kraag-Shanghai memakai kancing yang terbuat dari Emas, dan lengan pakai Kelat Bahu.
Untuk pengantin semarang di bagian dahi dihiasi dengan pilis. Pilis ada 3 yaitu:
ü  Pilis emas dengan permata
ü  Pilis hitam yang terbuat dari Bludru dengan payet
ü  Pilis perak
       Pada bagian kanan kiri atas telinga memakai Sumping dari Emas Permata. Untuk sanggulnya biasa memakai sisir kecil. Kembang konde diambil dari Daun Pandan, Sisir besar, Cunduk-Mentul sebanyak kurang lebih 24 buah.
Bunganya berupa bunga Melati, Cempaka Kuning yang ditusuk dengan bunga melati namanya endog remek. Dalam gaya Semarangan, calon pengantin wanita disebut “ Model Encik Semarangan “
Gambar 4.(Busana Pengantin wanita)
(Sumber: Semarangkuto.com.2017)


Pengantin Pria
Pengantin Pria Dalam gaya Semarangan, calon pengantin pria disebut Model Pengantin Kadji (Bersurban). Adapun kelengkapan pengantin pria adalah, memakai alas kaki ,selop tutup terbuat dari bludru bersulam mote, memakai kaos kaki, celana hitam bludru bersulam mote. Baju yang dikenakan pengantin pria disebut Gamis terbuat dari bahan berkilau, berlengan panjang memakai Kraag Shanghai dan juga memakai baju hitam bludru bersulam dengan Kraag Shanghai, memakai Slempang warna keemasan.
Di bagian kepala memakai surban yang dinamakan Kopyah Alfiah dengan Cunduk Mentul satu buah terletak di depan. Pada bagian samping kiri surban memakai bunga Roncean dari bunga Melati, Mawar, Cempaka Kuning dan bunga Jantil. Kelengkapan lain adalah membawa sebuah Pedang Panjangbewarna putih perak. Pada waktu diarak, pengantin pria diiringi oleh 3 (tiga) orang dibelakangnya. Tiga orang pengiring itu masing-masing memiliki peran sebagai pembawa payung pengantin dan 2 (dua) orang lainnya pembawa Kembang Manggar. Pengertian Peralatan Ngarak Pengantin Semarangan. pengiring pengantin disebut juga Ngarak Pengantin.



Gambar 5( Busana Pengantin Semarang)
(Sumber:Semarangkuto.blogspot.2017)

Gambar 6 (Iring iringan)
(Sumber: Semarangkuto.blogspot.co.id.2017)



No comments:

Post a Comment